BUNUH DIRI Isra' Mi'radj PasangIklanGratis Hijriyah vs Masehi Muhammad dan Anemogamy PasangIklanGratis Alam Semesta Terbatas PasangIklanGratis

Isra' Mi'raj Kecepatan Cahaya dan Batas Alam Semesta

Masjidil Aqsha
27 Rajab Isra' Mi'raj merupakan satu dari beberapa kejadian luar biasa yang diberitakan Allah dalam Quran, yang mengandung isyarat ilmiah mengenai Kecepatan Cahaya dan Batas Alam Semesta. Biasanya para penceramah menjelaskan Isra' Mi'raj dalam korelasinya dengan perintah sholat 5 waktu, dongeng pembelahan dada, dongeng kendaraan buraq yang bertubuh kuda berkepala manusia, dongeng penduduk neraka, dongeng negosiasi jumlah rakaat shalat antara Tuhan dan Nabi Musa, dsb. Namun jika kita teliti lebih seksama semua ayat Quran tentang Isra' Mi'raj mengarahkan kita justru pada topik penting dunia sains kontemporer yaitu masalah Kecepatan dan Batas Alam Semesta. Bagaimana penjelasannya.

Pengertian Umum Isra Mi'raj


Isra' adalah peristiwa diperjalankannya Rasulullah Muhammad oleh Allah, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa pada malam hari, sebagaimana disebutkan dalam (Al Isra' 17: 1):
Ayat tentang Isra'
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar  lagi Maha Mengetahui." 

Masjidil Haram (Mekah) sampai Masjidil Aqsa (Palestina) berjarak 1.250 Km, kira kira sejarak Jakarta-Kuala Lumpur. Saat itu para pedagang menempuhnya dengan perjalanan darat menggunakan kuda dan unta selama satu bulan, sementara saat ini dengan menggunakan pesawat kita bisa mencapai jarak sejauh itu hanya dalam waktu 2 atau 1 jam.  Peristiwa Isra berlangsung lebih cepat lagi sebagaimana peristiwa pemindahan singgasana Ratu Balqis dari Negeri Saba’ (Yaman) ke Istana Nabi Sulaiman di Palestina yang memerlukan waktu kurang dari satu kali kedipan mata.

Mi'raj adalah peristiwa diangkatnya Rasulullah Muhammad dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Dalam (An Najm 53: 13-18)  Allah berfirman:
Sidratul Muntaha dalam An Najm
"Dan sesungguhnya dia  (Muhammad) telah melihat Jibril itu pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. Ketika itu Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu yang menyelimuti. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." 


Dari Masjidil Aqsa, Rasulullah dibawa naik pada malam  itu sampai ke Sidratil Muntaha yang jaraknya belum bisa di definisikan oleh para ilmuwan sekarang. Kata Sidratil Muntaha sendiri ditengarai sebagai sebutan untuk batas terluar alam semesta dimana tidak ada satupun makhuk yang mencapai area diluar batas tersebut. 
Beberapa pelajar muslim seringkali membayangkan betapa dahsyat menyaksikan pemandangan alam raya sejak dari Masjidil Aqsa kemudian terbang menjauh di ketinggian 5 km, 10 rb km, 500 rb km dst, melesat melewati batas luar tatasurya, kemudian melaju menuju galaksi terjauh hingga pada batas Sidratil Muntaha.
Seorang mu’min tentu meyakini betapa agungnya alam semesta ciptaan Allah, meskipun penglihatannya baru sebatas pengamatan mata dari bumi tempatnya berpijak. Saat itu belum ada seorangpun yang pernah melihat bumi dari arah langit, atau melihat bumi dan bulan dari arah yang lebih jauh, apalagi melihat matahari dan planet-planet yang mengelilinginya dari arah luar tata surya. Namun demikian Rasulullah dan para pengikutnya sangat yakin akan keagungan alam semesta. Keyakinan demikian biasa disebut sebagai Ilmul yaqin, keyakinan secara ilmu (akal fikiran/qalbu)
Peristiwa Isra’ Mi’raj membawa Rasulullah Muhammad dari pencapaian Ilmul yaqin menuju Ainul Yaqin, yaitu keyakinan yang diperoleh setelah menyaksikan secara langsung angkasa raya. Kenyataannya seseorang lebih mudah menggapai keyakinan yang kuat setelah melihat jagat raya melalui foto atau video yang diambil dari pesawat, satelit maupun teleskop ruang angkasa. 
Ainul yaqin, atau keyakinan inderawi (empiris) yang setingkat lebih kokoh diatas ilmul yaqin atau  keyakinan ilmu (rasional) inilah yang dimaksud dalam QS 53 An Najm 18:
laqod ro’a  min ayati Rabbihi  al kubro
Sungguh dia telah benar 2 melihat sebagian dari ayat ayat Rabb-nya (tanda kekuasaan Allah) yang paling besar



Related Post / Artikel Terkait:



2 komentar:


  1. MENGENAL LEBIH JAUH SEPUTAR ISRA’ DAN MI’RAJ
    (bagian satu dari dua tulisan)

    Ada beberapa kata kunci dalam peristiwa Isra'nya Nabi Muhammad SAW:

    - Isra' atau perjalanan bisa di artikan perjalan di bumi dan perjalanan keruang angkasa?

    - Masjidil Aqsha yang mana dan dimana?

    - Istilah mi'raj dalam Al Quran secara tegas tidak ada ditemukan?

    - Sidratil Muntaha pasti masalah gaib!

    - Cerita yang termuat dalam peristiwa isra'?

    karena itu saya mencoba menggabungkan jawabannya dalam rangkuman tulisan sbb.:

    ISRA’ NABI MUHAMMAD SAW KE MASJIDIL AQSHA YANG ADA DI SIDRATIL MUNTAHA BUKAN YANG DI YERUSSALAM (PALESTINA)?

    Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekeliling (kerajaan langit)-nya agar Kami perlihatkan kepadanya (Muhammad) sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS. 17:1)

    Seperti kita ketahui bahwa Masjidil Aqsha yang saat ini ada di Palestina sebenarnya barulah ada setelah era pasca Nabi Muhammad SAW jadi bagaimana mungkin beliau mengadakan perjalanan ke Palestina tersebut. Lalu ketika Allah Ta'ala memperjalankan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, maka Masjidil Aqsha yang manakah gerangan dimaksud?

    Saya sependapat dengan pengertian bahwa yang dimaksud dengan Masjidi Aqsha itu adalah masjid (tempat beribadah) terjauh atau tidak di bumi yang kita huni ini. Akan tetapi bukan pula yang terletaknya yang berada di planet yang terujung dari matahari sebagai mana pendapat yang di bawah ini.

    Masjid Al Aqsa artinya "Masjid Terjauh".

    Dan umat Muslim meyakini Masjid Al Aqsa adalah Masjid yang berada di Yerussalem bagian timur.

    Pertanyaannya, apabila andaikata suatu saat di temukan adanya Masjid di luar Bumi, apakah masih bisa di katakan Masjid Al Aqsa (Masjid Terjauh) itu adalah yang berada di Yerussalem ???

    Untuk tata surya kita ini, masjid terjauhnya ialah berada di planet terujung dari Matahari.

    Marilah kita sambut zaman baru. Zaman di mana kita akan memulai kehidupan antar planet. Peradaban yang telah di awali dari Miraj (terbang naik) Nabi Muhammad.

    http://blog-jempol.blogspot.com/2011/08/masjidil-aqsa-bukan-berada-di-bumi.html#ixzz3XirGAB00


    BalasHapus


  2. MENGENAL LEBIH JAUH SEPUTAR ISRA’ DAN MI’RAJ
    (bagian dua dari dua tulisan)

    Karena sampai detik ini para ilmuwan ahli dibidang astronomi atau benda-benda langit belum bisa memastikan apakah ada makhluk hidup semacam manusia di planet selain bumi kita. Walau pun ada dugaan bahwa ada makhluk berasal dari alein di salah satu plenet selain bumi kita ini, namun tetap saja belum ditemukan keberadaan makhluk itu. Simak Firman Allah Ta’ala ini:

    Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit [bukan ke Masjidil Aqsha, di Palestina?], maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. 2:144).

    Kalau Masjidil Aqsha itu bukannya yang ada di Palestina sekarang ini atau bukan pula seperti pendapat penulis di atas bahwa masjid terjauhnya ialah berada di planet terujung dari Matahari, maka dapatlah kita simpulkan bahwa bisa jadi Masjidil Aqsha dimaksud adalah yang ada di Sidratil Muntaha sebagaimana sinyalnya digambarkan oleh Al Quran sbb.:

    Dan sesungguhnya (Muhammad) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu ketika Muhammad) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal (dan tempat ibadah), (dan Muhammad melihat Jibril) ketika (di) Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. (Begitu juga) penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari (kehebatan dari kerajaan langit) yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia (Muhammad benar-benar) telah melihat (benda-benda antara langit dan bumi) sebahagian tanda-tanda (kebesaran dari kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. 53:13-18).

    https://plus.google.com/u/0/+NASA/posts/JSMmaQLRgV6?pid=6149188534621881650&oid=102371865054310418159

    Berarti perjalanan (isra') yang dimaksud pada QS. 17:1 dimaksud sekaligus adalah bentuk mi'roj-nya Nabi Muhammad SAW ke Sidratil Muntaha? Karena ada ulama yang berpendapat bahwa peristiwa mi’roj itu tidak ada dalihnya dalam Al Quran sebagaimana uraian yang ada di bawah.

    Kalau masalah Mi`raj ke langit tujuh, dialog dengan nabi Musa dan nabi–nabi lain yang sudah meninggal dunia, maka tidak diterangkan dalam al Quran dan hadisnya juga tidak dikenal di kalangan kebanyakan sahabat. Kisah MI`raj di kalangan sahabat sangat nyeleneh. Di kalangan kebanyakan tabiin hadis MI`raj itu tidak dikenal. Khulafaur rasyidin dan Istri–istri Rasulullah SAW tidak kenal dengan hadis MI`raj itu atau kisah–kisah di dalamnya. Dan suatu saat akan saya bahas dalam judul tersendiri.

    http://mantankyainu.blogspot.com/2012/05/isra-okey-miraj-no.html#comment-form
    http://mantankyainu.blogspot.com/search?q=mi%27raj

    BalasHapus

Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here