BUNUH DIRI Isra' Mi'radj PasangIklanGratis Hijriyah vs Masehi Muhammad dan Anemogamy PasangIklanGratis Alam Semesta Terbatas PasangIklanGratis

Dukungan Alumni ITB Bumerang Bagi Jokowi

Dukungan alumni ITB Bumerang Bagi Jokowi



Dukungan Alumni ITB Bumerang Bagi Jokowi. Sempat diberitakan dengan bombastis oleh Tempo 19 April 2014, kabar itu justru menjadi bumerang buat Jokowi. Tempo terkesan tidak profesional ketika menuliskan 500 orang alumni, padahal sejatinya yang datang hanya 50 orang itupun setelah "ditraktir" oleh politisi senior PDIP sekaligus Ketua MPR Sidarto Danusubroto serta Pramono Anung. Jumlah itu tidak sampai 1 % jumlah alumni ITB. "Ini bukan dukungan tapi penghinaan secara halus". Seperti biasa Jokowi merasa dijebak. Setelah ditolak mentah-mentah oleh ratusan mahasiswa paling pintar di negeri ini, kolega Jokowi Danusubroto dan Pramono Anung berniat mencari dukungan dari alumni ITB yang memang merupakan simpatisan PDIP. Bukannya dukungan antusias yang terjadi justru tamparan yang eufemistik, karena yang datang tak lebih 50 orang. Padahal kocek sudah terlanjur dirogoh lebih dalam. Tak pelak lagi Dukungan Alumni ITB ini benar benar jadi Bumerang Bagi Jokowi.


Dukungan Alumni ITB Bumerang Bagi Jokowi


Dukungan alumni ITB yang diberitakan Tempo justru jadi bumerang bagi Jokowi. Apalagi Detik com kecolongan dengan memberitakan kehadiran dua pentolan PDIP dalam acara itu, tetapi masih lumayan karena tidak menyebutkan 50 orang alumni yang hadir itu juga memang simpatisan bahkan kader PDIP. Jadi ini hanya acara kader PDIP yang kebetulan alumni ITB. Tak ayal Jokowi mencak mencak. Dua orang petinggi PDIP membawa nama besar Jokowi, masa iya yang nyambut cuma 50 orang. Sudah begitu dilaporkan sebagai dukungan. ini bukan dukungan tapi penghinaan karena 50 orang itu tak lebih dari jumlah mahasiswa satu kelas yang rata rata di ITB satu kelas bisa sampai 70-80 orang.



Tentu tidak sebanding. Alumni ITB yang disowani dua petinggi PDIP lengkap dengan trik traktir hanya dihadiri 50 orang itupun sebagian besar memang kader PDIP, sementara di kampus on location Jokowi yang gemar pujian ditolak mentah mentah oleh ratusan putra putri terbaik negeri ini.



Dukungan Alumni semacam ini lebih tepat dikatakan penghinaan secara halus dan justru menjadi bumerang bagi Jokowi


Dukungan Alumni ITB Bumerang Bagi Jokowi


Dukungan Alumni ITB Bagi Jokowi awalnya digalang sebagai usaha untuk menepis rasa malu Jokowi yang sudah ditolak mentah mentah oleh ratusan putra-putri terbaik Indonesia. Melalui beberapa kader PDIP yang kebetulan juga alumni ITB Jokowi melalui dua petinggi PDIP bermaksud membuat opini tandingan. Ditolak mahasiswa "rapopo" yang penting Alumni nya mendukung secara "resmi". Pucuk dicinta ulam entah kemana. Kader PDIP yang berbulu alumni ITB ini ternyata hanya bisa mengumpulkan teman teman mereka sendiri, tak sampai 50 orang padahal sudah ditraktir juga oleh dua pentolan PDIP. "Ora cucuk" kata beberapa dosen Mesin yang kebanyakan orang jawa. Bagi 50 orang yang datang sih enjoy saja apalagi yang gemar makan makan gratis, tetapi bagi Jokowi ini merupakan pukulan telak. Kalau diibaratkan penolakan mahasiswa ITB sebagai straight jab, penghinaan eufemistik oleh 50 alumni ITB ini seperti sebuah upper cut yang mendarat tepat di dagu Jokowi. Jadi wajar saja Jokowi marah-marah. Cukup beralasan jika beberapa pihak menuduh Sidarto Danusubroto serta Pramono Anung sengaja merancang pertemuan ini untuk menegaskan penolakan ITB terhadap Jokowi. Apalagi menurut Jakarta Post Jokowi telah memicu pertikaian antara Puan Maharani dengan Anan Prabowo. Menyingkirkan Jokowi dari PDIP harus terlihat natural sehingga Sidarto Danusubroto serta Pramono Anung menggunakan trik ini untuk memperlihatkan penolakan masyarakat terhadap Jokowi.



Dukungan alumni ITB yang diberitakan Tempo secara tidak profesional dan cenderung berbohong karena tidak menyebut kehadiran tukang traktir Sidarto Danusubroto serta Pramono Anung (PDIP), ternyata justru jadi bumerang bagi Jokowi.

Related Post / Artikel Terkait:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here