Saat Hijrah, ketika Rasulullah sampai di Madinah, yang pertamakali beliau lakukan adalah membangun masjid. Seluruh kaum muslimin menunaikan shalat wajib berjamaah di masjid ini. Seusai shalat, Rasulullah mengajarkan Quran, memberikan penjelasan bagi yang bertanya sekaligus memberikan perintah dan nasihat harian untuk dipraktekkan sebagai amal nyata.
Orang-orang datang ke masjid madinah saat itu pada hakikatnya melakukan beberapa amal mulia sekaligus:
1. Memenuhi ajakan Nabi untuk shalat sekaligus mempraktekkan sunnah Beliau dalam mendawamkan amalan shalat wajib berjamaah di masjid.
2. Mendengarkan ajaran Quran yang disampaikan oleh Nabi sehabis shalat fardlu
4. Menjadi bukti kecintaan mereka atas Rasulullah Muhammad saw. Kerinduan atas nabi membuat mereka ingin selalu datang ke masjid, shalat bersama beliau, mendengarkan nasihat beliau, mencontoh akhlak beliau secara langsung. Suasananya kira-kira mirip ketika ada artis, tokoh, atau ulama idola singgah ke masjid di kampung, orang akan berduyun-duyun datang “tanpa diundang”.
Wajar bila sejarawan menuliskan bahwa masa itu tidak ada yang enggan datang ke masjid Nabawi, kecuali mereka yang keislamannya diragukan, alias munafik. Beberapa ulama menyinggung soal ini dengan mengatakan, "Kalau ada orang yang mengisi hari-harinya dengan puji-pujian terhadap Nabi, mengaku sebagai pengikut Nabi, mendakwakan dirinya sebagai pecinta Nabi, bahkan bersaksi bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah, tetapi tidak mencontoh perilaku Nabi dan sahabatnya dalam mengamalkan shalat berjamaah di masjid, demikian ini menjadi bukti nyata bahwa yang mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang tersimpan dalam hatinya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here