Jokowi Picu Pertikaian Keluarga Mega (The Jakarta Post)
Kedua kubu, menurut sumber tersebut, mulai saling menunjuk dengan jari memperagakan pertengkaran sengit dan saling menyalahkan.
Puan, akhirnya mempersilakan Jokowi untuk pergi. Putri Mega ini sangat kecewa karena dia tadinya berharap popularitas Jokowi bisa membantu PDIP menang setidaknya 30 % suara untuk membuka jalan bagi Puan untuk menjadi calon wakil presiden di kemudian hari. Sumber tersebut menambahkan bahwa Megawati menangis selama terjadi perdebatan (deleted post on The Jakarta Post 11 April Headline News). Artikel asli dalam bahasa Inggris tidak lagi bisa diakses dari The Jakarta Post, tapi bisa anda baca di sini
Berikut ini berita selengkapnya dalam bahasa Indonesia.
Terdorong gesekan dalam partinya, Gubernur DKI sekaligus
kandidat presiden dari PDIP, Joko
“Jokowi” widodo mengatakan “tak ada gunanya membahas yang telah terjadi”. Dia
menambahkan bahwa dia dan partainya harus mempersiapkan event berikutnya. “Pemilu Presiden tinggal tiga
bulan lagi (...) Kita harus memasuki even ini dalam keadaan siap” Kata Jokowi
kepada puluhan pendukungnya, anggota gerakan pro jokwi (Projo) di Jakarta
Selatan Hari Jumat lalu
Pada Hari Kamis, sejumlah pejabat PDIP, yang dipimpin Sekjen
Tjahyo Kumolo. Mengunjungi markas Partai Nasdem dan bertemu ketua Surya Paloh dalam
sebuah pembicaraan awal koalisi menjelang pemilu presiden 9 Juli nanti.
Eksekutif partai telah mengisyaratkan bahwa PDIP akan berkoalisi dengan
maksimal lima partai politik.
Sebelumnya pada hari Rabu terungkap berita tentang pecahnya
pertikaian beberapa jam setelah quick-count pemilu legislatif. Jokowi mengunjungi
rumah ketua PDIP Megawati Soekarnoputri di Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat Rabu
malam.
Ia mengatakan bahwa kunjungannya adalah untuk berpartisipasi
dalam evaluasi internal kinerja PDIP dalam pemilu yang mengecewakan. PDIP hanya
disuguhi sekitar 19 persen suara oleh quick count, jauh lebih rendah dari yang
ditargetkan yaitu 27,02 persen
Sebelum bergabung dalam pertemuan malam itu Jokowi
mengatakan kepada wartawan bahwa ia tentu saja “kecewa” atas hasil tersebut,
dan menyalahkan strategi pemasaran politik PDIP yang dia yakini belum maksimal.
Sekitar 15 menit kemudian Jokowi keluar dari ruangan dan
melunakkan pernyataan sebelumnya. Ia mengatakan, sebelum beranjak pergi, bahwa
semua elemen dalam PDIP bersyukur bahwa partai telah memenangkan suara
terbanyak dalam pemilu.
Setidaknya publik bertanya, apa yang sebenarnya terjadi di
dalam rumah Megawati hingga Jokowi harus mengubah nada pernyataan mengenai
hasil pemilu.
Sumber orang dalam PDIP yang tak bersedia disebutkan namanya
mengatakan perdebatan sengit telah terjadi di dalam rumah antara pendukung
Jokowi di satu sisi, dengan putri Megawati, Puan Maharani yang menjabat divisi
umum pemilu partai di sisi berseberangan.
Kedua kubu, menurut sumber tersebut, mulai saling menunjuk
dengan jari memperagakan pertengkaran sengit dan saling menyalahkan.
Puan, akhirnya mempersilakan Jokowi untuk meninggalkan
tempat. Putri Mega ini sangat kecewa karena dia tadinya berharap popularitas
Jokowi bisa membantu PDIP menang setidaknya 30 % suara untuk membuka jalan bagi
Puan untuk menjadi calon wakil presiden di kemudian hari. Sumber tersebut
menambahkan bahwa Megawati menangis selama terjadi perdebatan
“Megawati menangis bukan karena sedih melihat Jokowi
digulingkan dari rumahnya oleh putrinya sendiri, tetapi dia sedih karena
menyaksikan pertikaian yang tumbuh antara Puan dan Prananda Prabowo, yang
mendukung Jokowi”
Prananada adalah putra Megawati dari suami pertamanya
Surindro Supjarso, sementara Puan adalah putri dari suami ketiganya, Taufiq
Kiemas.
Ditanya tentang konflik antara Prananda dan adik tirinya
Puan , PDI - P politisi Aria Bima mengatakan klaim itu tidak benar . "
Saya tahu Prananda dan Puan sangat baik . Puan jelas mendukung Jokowi sepenuh
hati . Orang luar adalah orang-orang yang suka mengaduk berbagai hal dengan
menyebarkan cerita tentang perpecahan dalam partai kami , "kata Aria The
Jakarta Post melalui telepon, Jumat .
PDI - P wakil sekretaris jenderal , Ahmad Basarah ,
menekankan bahwa apa pun yang terjadi selama evaluasi internal setelah pemilu
legislatif merupakan bagian dari dinamika di dalam partai dan tidak selalu
menunjukkan konflik yang berkembang antara kelompok-kelompok yang berbeda .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here