Alumni ITB Pendukung Jokowi Diminta Melepas Atribut ITB. Dukungan yang digalang Pramono Anung dengan cara mengumpulkan kader PDIP sembari mencatut nama ITB, berbuntut panjang. Hanya 50 orang yang datang. Pramono Anung mengklaim 511 orang alumni ITB, setelah dikonfirmasi memang benar yang datang tak sampai 50 orang, jumlah 511 itu termasuk dukungan via sms. Tentu saja teramat naif bagi organisasi besar sekelas alumni ITB diklaim mendukung Jokowi hanya berdasarkan sms. "Mirip Pildacil", kata salah seorang mahasiswa yang minggu lalu bergabung dalam demo penolakan Jokowi. Yang memprihatinkan adalah bahwa klaim dukungan itu muncul setelah Jokowi ditolak mahasiswa, sehingga terbaca sebagai acara pelipur lara bagi Jokowi. Apalagi jumlah 50 orang sangat tidak mewakili Alumni ITB yang jumlahnya ribuan. Dukungan politis semestinya merupakan respons terhadap visi misi, bukan sebagai pelipur lara karena habis ditolak mahasiswa. Perilaku politik yang tidak profesional oleh 50 orang yang mencatut nama ITB ini tak pelak menjadikan aib tersendiri bagi Alumni ITB secara keseluruhan. Oleh karenanya beberapa pihak menyarankan kepada 50 orang tersebut untuk tidak membawa bawa nama ITB. Setiap orang bebas memberikan dukungan kepada capres manapun, yang kurang patut bagi Alumni ITB adalah memakai nama besar Alumni untuk kepentingan politik 50 orang itu. Sebagai seorang yang berpendidikan tinggi sudah semestinya 50 orang yang mengaku Alumni ITB Pendukung Jokowi itu Diminta Melepas Baju ITB, dan tidak mengulanginya di waktu lain.
Alumni ITB Pendukung Jokowi Diminta Melepas Atribut ITB
Mendukung siapa saja dalam pemilu adalah hal lumrah. Memakai atribut ITB untuk mempertebal percaya diri dan menguatkan opini 50 orang yang mencatut nama ITB, merupakan aib besar bagi ITB yang dikenal sebagai gudangnya orang orang yang pintar. Perilaku naif seperti ini biasa dilakukan oleh orang orang yang tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi seperti ITB. Bagi PDIP hal ini juga justru menunjukkan perilaku kadernya yang tidak elegan. 50 orang kader dan simpatisan PDIP yang mengaku alumni mendukung Jokowi dengan mencatut nama besar ITB, justru memperlihatkan kepada publik betapa mereka khawatir suara dan dukungannya tidak legitimate. Kalau memang 50 orang ini memiliki kualifikasi memadai maka tak perlu bersembunyi dibalik nama ITB. 50 orang kader dan simpatisan PDIP yang mengaku Alumni ITB Pendukung Jokowi sudah selayaknya diminta Melepas Atribut ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here