Banyak diantara kita yang pernah menyimak dialog Islam Kristen. Efektifitas dialog semacam ini secara umum cukup bagus hanya saja ada beberapa yang perlu kita perhatikan lebih seksama. Kalau mau jujur sedikitnya ada dua niat masing masing pihak, yaitu menyampaikan kebenaran dan memenangi perdebatan. Dialog agama bukanlah debat partai bukan pula kisah persidangan yang mempertontonkan kepiawaian advokat dalam bersilat lidah. Dialog agama seyogyanya memang didasari keinginan untuk menggapai kebenaran bukan sekedar memenangi perdebatan. Jika memang kebenaran yang dituju maka sebenarnya teramat mudah merumuskan sebuah dialog yang efektif. Bahkan tanpa harus mendatangkan pendeta dan kiai kita bisa merangkai sebuah dialog Quran Bible dengan sangat efektif. Berikut ini penjelasannya
- Memulai dari kesepakatan mencari kebenaran
- Memulai dari persamaan
- Mencermati Bagian yang Berbeda
- Kriteria Kebenaran
- Logika dan Konsistensi
- Menghindari penolakan logika dengan alasan yakin
- Tuhan mengkaruniakan hati untuk memahami
- logika dan hati bukan sesuatu yang berbeda.
Hendaknya perdebatan , bukanlah :
BalasHapus1. Mencari kemenangan
2. Pembenaran akan keyakinan kita ., melainkan
Hendaklah mencari :
1. kebenaran sejati
2 . Membuktikan kebenaran yg anda yakini dgn bukti2 yg benar terbukti , bukan ngutip dari buku dongeng, atau karangan manusia biasa yg belum terbukti kebenarannya, belum terbukti kenabiannya
Hush.....hush...pergi kamu....!
Hapus