Ketika wahyu pertama "Iqra bismirabbikalladzi kholaq" disampaikan Jibril kepada Muhammad, Rasulullah tidaklah membaca tulisan, melainkan hanya menirukan apa yang diucapkan oleh Jibril. Jadi ada semacam salah kaprah kalau mengajarkan quran dengan alif ba ta tsa
Selanjutnya ketika menyampaikan ayat tersebut kepada sahabatnya, Rasulullah juga hanya menyampaikan secara lisan. Para sahabat mendengarkan, menirukan kemudian mengingat dan menghafalnya.
Hal demikian ini mirip ketika seorang ayah atau guru mengajarkan surah Fatihah kepada anak-anak untuk pertama kalinya. Bedanya para sahabat mengerti bahasa Qur'an, sehingga tidak memerlukan terjemahan. Penjelasan ayatnya pun langsung dilakukan oleh Rasulullah. Sementara kita yang tidak berbahasa arab, tentu memerlukan penterjemahan serta beberapa penjelasan tambahan (syarah) mengenai maksud dari ayat yang disampaikan.
Tentu saja bukan berarti bahwa pengajaran baca tulis Quran itu tidak penting. Tetapi jangan karena keasyikan belajar membaca kita jadi lupa, bahwa tujuan utama bukanlah membaca melainkan memahami ayat-ayat Allah.
Dalam banyak kasus terjadi, orang memahami ayat Allah dengan membaca terjemah, sementara dia belum bisa membaca Quran. Lambat laun kepahaman terhadap ayat Allah mendorongnya untuk menguasai cara membaca sekaligus menterjemahkan Quran. Orang seperti ini cenderung memiliki tingkat kemajuan yang luar biasa dalam 'penguasaan Quran" hingga mendahului orang lain yang hanya belajar membaca tanpa memahami artinya.
Memanfaatkan terjemah Quran
Beberapa orang mencibir kepada yang hanya membaca terjemah Quran. Mereka katakan "sangat berbahaya belajar Quran dari terjemahan karena kalau salah memahami terjemahan bisa sesat dan menyesatkan." Pendapat demikian tidak sepenuhnya salah, setidaknya setelah membaca terjemah kita juga harus memperkaya wawasan dengan membaca beberapa tafsir Quran. Akan tetapi secara umum terjemahan telah banyak membantu orang dalam memahami Quran. Quran telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia, sehingga setiap orang non arab bisa mempelajari Quran dalam bahasanya masing-masing
Memang ada cara yang lebih ideal yaitu mempelajari secara khusus bahasa arab hingga mampu menterjemahkan Quran dengan sempurna. Akan tetapi untuk sekadar mengetahui artinya, rasanya terjemah Quran yang ada sudah sangat memadai. Setidaknya kita tak perlu menunggu mahir bahasa arab dulu untuk menjadikan Quran sebagai petunjuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here