Muawiyah adalah khalifah pertama yang menghalalkan kemewahan bagi pemimpin kaum muslimin. Keempat Kalifah sebelumnya sangat menjaga diri dari kemewahan dan lebih mengutamakan kebutuhan rakyatnya. Muawiyah pula yang merupakan Khalifah pertama yang bukan Ulama. Sementara dia berkuasa sebagai presiden di Damaskus, para ulama Islam berkumpul di Madinah belajar dan mengajarkan Islam kepada Masyarakat. Pada masa inilah hadits hadits yang yang secara politis menguntungkan kekuasaan Muawiyah mulai mendapatkan momentumnya untuk menyebar secara lebih leluasa. Beberapa hadits terkenal yang mendukung legitimasi kesewenangan Muawiyah sebagai Khalifah ditengarai muncul pada masa masa ini. Yang paling fatal adalah
bahwa beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Muawiyah maupun Ibnu Muawiyah serta Amr bin Ash, telah mengisi daftar hadits yang termasuk Hadits Qudsi. Hadits Hadits ini terutama berkaitan dengan masalah takdir yang pada intinya menyatakan bahwa seseorang tidaklah lahir ke dunia kecuali sudah ditetapkan takdir baik buruknya. Pembahasan khusus mengenai hadits ini dapat disimak dalam artikel berikutnya.Tak Kurang dari Ahli Hadits Imam Bukhari memasukkan hadits hadits tersebut dalam kitab shahih nya.
Namun bagi pemikir Islam yang lebih berhati hati, segala sesuatu yang bersifat ghaib tetapi tidak dijelaskan dalam Al Quran maka lebih baik berpegang pada dalil yang jelas yang terdapat dalam Al Quran. Masalah Takdir yang merupakan masalah pokok agama haruslah memiliki dalil kuat dalam Al Quran, tetapi kalau kita perhatikan tak satupun Ayat Quran yang menegaskan secara literal (bukan kiasan) mengenai nasib baik buruk manusia yang sudah ditentukan.
Beberapa Sejarawan Islam membaca dengan jelas motif pemalsuan hadits ini. Muawiyah membutuhkan dalil kuat yang mendukung bahwa Kekuasaannya adalah hal yang memang sudah seharusnya terjadi. Muawiyah bersembunyi di balik teori takdir yang diselipkan menjadi sebuah hadits palsu yang disahihkan oleh beberapa ulama hadits
Ide pokok hadits mengenai takdir itu adalah," Setiap manusia lahir sudah beserta ketetepan takdir, jadi kalau Muawiyah jadi raja itu memang takdir, Muawiyah sewenang wenang terhadap musuh politiknya itu juga takdir"
Kebohongan atas nama nabi yang seperti inilah yang pada akhirnya memunculkan pemikiran Fatalistik dikalangan umat. Bahkan sampai ada beberapa sarjana Muslim yang menjabarkan lebih lanjut mengenai ide fatalistik ini sampai menjadi sebuah gerakan Jabariyyah.
Seperti itulah sebagian Kebohongan yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad,.. lalu bagaimana Kebohongan Publik yang Mencatut Nama Yesus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here