Lazimnya sebuah dialog Islam Kristen diselenggarakan di tempat netral, namun kali ini dialog berlangsung di lingkungan gereja dengan sebagian besar audiens merupakan jemaat binaan sang pendeta. Konon santri -yang sebelumnya secara informal didakwahi sang pendeta- itu bersedia masuk Kristen dengan beberapa syarat diantaranya : sang santri boleh membawa teman-temannya dan prosesi masuk kristennya harus dihadapan jemaat gereja dibawah penjagaan aparat keamanan. Sang pendeta yang tergiur dengan tawaran itu membayangkan betapa hebohnya seorang santri dan kawan kawannya bersedia masuk Kristen. Fenomena ini akan menjadi pukulan telak buat masyarakat muslim di wilayah itu karena selama ini sangat jarang ada santri masuk Kristen, biasanya malah sebaliknya Kristen terpelajar yang masuk Islam. Kehebohan menjadi kenyataan, bukan karena santri dkk masuk Islam tetapi sebaliknya, yang terjadi adalah Heboh Pendeta Kristen Kalah Telak versus Santri dan Malu Abis Di Hadapan Jemaat dan Simpatisannya. Bagaimana kisahnya?
Singkat cerita sesuai permintaan santri, hadir pula istri sang pendeta dalam forum tersebut. Santri memulai pembicaraan dengan mengajukan beberapa syarat tambahan setelah sebelumnya memuji sang pendeta dan jemaat yang hadir sebagai pengikut Yesus yang setia.
Santri : Saya ingin menjadi pengikut Yesus sebagaimana pak pendeta dan semua jemaat di sini yang luar biasa,.... jemaat pengikut Yesus yang tak pernah berhenti mengamalkan ajaran Yesus sekaligus setia setia meneladani mencontoh moral sikap dan perilaku Yesus yang juga luar biasa
(hadirin bertepuk tangan sambil berteriak puji Tuhan puji Tuhan)
Santri : Saya juga sangat kagum dengan bunda Maria ibunda Yesus, beliau perawan suci yangtetap menjaga kesucian, kehormatan dan kemuliaan dirinya sampai akhir hayatnya. Beliau selalu mengenakan pakaian suci dengan memanjangkan kerudungnya hingga menutup hampir seluruh tubuhnya, sebagaimana juga istri pak Pendeta yang juga selalu mengenakan pakaian kesucian, mmm,.... oh iya kepada beliau ibu,....mmm istri dari pak pendeta ...
(Istri pendeta dipersilakan maju ke depan, tetapi ternyata beliau memakai rok pendek(ketat), baju batik lengan pendek (juga agak ketat), dan rambut blow terurai (tanpa kerudung)
Santri : ...Mmm maaf,... bukan suatu kesengajaan,... ibu pendeta mungkin tadi buru buru,... jadi belum sempat memakai pakaian suci seperti yang dikenakan Ibunda Yesus, Maria. Tapi tak mengapa karena teman teman saya membawakan baju kurung lengkap dengan kerudung panjang persis seperti pakaian bunda Maria.
(Santri menyodorkan seperangkat baju panjang wanita lengkap dengan kerudungnya untuk segera dikenakan oleh istri pendeta. Hadirin menunggu, sampai istri pendeta itu selesai berganti pakaian, dan kembali tampil di depan audiens. Santri itupun melanjutkan)
Bagus teknik menjebaknya, bisa dipraktekkan nih
BalasHapusGreat article, Thanks for your great information, the content is quiet interesting. I will be waiting for your next post.
BalasHapuswaw bener juga tuh ga perlu adu otot cara mematahkan ajaran kristen
BalasHapusAturan Hukum Taurat dan Nabi, tidak berlaku lagi ketika Nabi Yohannes muncul, Tuhan Yesus sendiri yang mengatakannya.
BalasHapusApalagi aturan pakaian tsb erat hubungannya dengan budaya Israel.
Lukas 16:16 "Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan"
Kenapa Paulus mengajarkan soal penggunaan kerudung, karena hal itu sudah jadi kebiasaan. Kenapa? karena erat kaitannya dengan budaya mereka saat itu.
1 Kor 11:16 "Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian."
Kekristenan di israel waktu itu wanitanya masih menggunakan kerudung karena kebiasaan / budaya. Setelah injil masuk ke eropa, amerika dan asia, kebiasaan kerudung tsb tidak dilanjutkan orang2 kristen di luar israel karena terkait budaya Yahudi waktu itu.
A
BalasHapusTrus anda kok istrinya ga 4?
BalasHapusTrus anda kok istrinya ga 4?
BalasHapus