Imam Ali kw, Imam Hasan putera pertama Ali, dan Imam Husayn ternyata bukan syiah melainkan sunni tulen. Bagi sebagian kaum muslimin yang arif dalam berfikir pernyataan demikian tentu tak lagi asing. Dalam paradigma ini mereka yang hari ini mengaku sebagai pecinta Ali, Hasan dan Husayn dengan cara menganut tradisi Syiah- dipastikan akan ditolak, dimarahi bahkan diperangi oleh beliau Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, seandainya beliau masih hidup. Mirip kasus kristiani yang mengaku bernubuat demi nama Yesus tetapi ditolak oleh Yesus bahkan diusir,"Enyahlah kalian!" Berikut penjelasannya
Pengertian Syiah (Syiatu-Ali / Pengikut Ali bin Abi Thalib)
"Syi'ah"
adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah "Syi`ah `Ali" (شيعة علي)
yang berarti "pengikut Ali",
Ulama Syiah
biasanya menjelaskan bahwa istilah ini berkenaan dengan turunnya Q.S. Al-Bayyinah ayat "khair al-bariyyah",
konon saat
turunnya ayat itu Nabi Muhammad bersabda, "Wahai Ali, kamu dan pengikutmu adalah
orang-orang yang beruntung - ya 'Ali anta wa syi'atuka hum al-faizun".
Kaum syiah
menganggap bahwa yang disebut "anta wa syiatuka" "anda dan
pengikut anda" dalam hadits di atas adalah kaum syiah sekarang, sekaligus
menganggap bahwa kaum sunni bukanlah pengikut Ali. Bahkan mereka juga
menganggap bahwa Abu Bakr Umar Utsman, tidak termasuk orang yang faizun
sebagaimana dimaksud hadits tersebut.
Tentu saja
kita tidak sedang membicarakan kadar kepalsuan hadits tersebut. Namun dari
setting waktu kejadiannya, tentu saja yang disebut Khair al bariyyah adalah
Rasulullah dan para pengikutnya termasuk di dalamnya Ali, abu Bakr Umar dan
Utsman.
Berbeda
dengan penjelasan para ahli sejarah, bahwa istilah syiatu Ali belum pernah ada
kecuali pada masa perselisihan antara Ali dan Muawiyah. Artinya tidak dapat
dibenarkan anggapan bahwa dimasa Rasulullah sudah terdapat kelompok pengikut
Ali dan bukan pengikut Ali. Alih alih pendapat itu benar, catatan sejarah
justru membuktikan sebaliknya, bahwa setelah Rasulullah wafat, pengikut Ali,
pengikut Umar, pengikut Abu Bakr, pengikut Utsman adalah kaum yang sama yaitu
para pengikut Rasulullah dari Muhajirin dan Anshar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa saat Abu Bakr Umar dan Utsman bergiliran menjadi "presiden", Ali merupakan penasihat mereka.
Dengan kata
lain jika kita harus memberikan definisi kelompok "syiatu Ali" maka
masa paling jauh yang bisa kita rujuk adalah masa dimana Ali memerangi Muawiyah
karena ketidaktaatannya kepada Khalifah. Artinya syiah versus non syiah saat
itu tidak bisa disamakan dengan Ali versus Abu Bakr, atau Ali vs Umar, atau Ali
vs Utsman, atau malah Ali vs Ahlussunnah wal jamaah.
Lebih tepat
dikatakan bahwa syiah vs non syiah saat itu sama dengan Ali vs Muawiyah atau
Ali vs Amr bin Ash (penasihat Muawiyah). Meskipun kita juga harus tetap hati
hati membatasi bahwa secara lahiriah pertentangan tersebut bukan pertentangan
keyakinan agama atau ajaran agama, melainkan pertentangan politik. Perang yang
terjadi juga disepakati oleh para ahli sejarah sebagai perang dalam rangka
stabilitas politik yang saat itu terganggu akibat pembangkangan Muawiyah
(gubernur Syam) terhadap Khalifah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib yang
berkedudukan di Madinah saat itu.
bersambung ke halaman berikut:
Ali Bukan Syiah. Hasan dan Husayn juga bukan Syiah
bersambung ke halaman berikut:
Ali Bukan Syiah. Hasan dan Husayn juga bukan Syiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here