Laman

Syaikh Albani Mati Kutu Di Hadapan Pemuda

Muhammad Nashiruddin Al Albani
Siapa sangka Ulama Besar sekelas Muhammad Nashiruddin Al Albani alias Syaikh Al Albani mati kutu di hadapan seorang pemuda? Dalam kitabnya Kaifa Yajibu Alaina Annufassiaral Qur’anul Karim yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Tanya Jawab Dalam Memahami Isi Al Qur’an, beliau membahas soal Hadits Shahih tentang menangisi mayit yang  menurut beliau tidak bertentangan dengan ayat-ayat Quran soal keadilan Tuhan. Bagaimana ceritanya?
Mari kita simak bagaimana sang pemuda menunjukkan kepada kita bahwa Ulama benar benar bisa lupa bahwa dia telah menarik kesimpulan dengan logika yang salah, sehingga Syaikh Albani benar benar mati kutu di hadapan pemuda


Pemuda: Apa kata Rasulullah tentang mayit yang disiksa karena tangisan keluarganya?
 Albani  :  Hadis riwayat Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya mayit akan disiksa karena tangis ratapan (penyesalan) keluarganya.


Pemuda: Dari mana anda tahu itu kata Rasulullah?
Albani   : Hadits Riwayat  Bukhari no. 1286 dan Muslim no. 927



Pemuda: Jadi hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim?
Albani   : Ya

Pemuda: Jadi anda tahu dari Bukhari dan Muslim?
Albani   : mmm Ya

Pemuda: Jadi kata Bukhari dan Muslim Rasulullah bilang begitu?
Albani   : mmm Ya

Pemuda: Jadi yang sampai kepada anda itu bukan kata Rasulullah tetapi kata Bukhari dan Muslim?
Albani   : mm Ya...jadi begini nak, itu adalah kata Bukhari Muslim tentang kata Rasulullah

Pemuda: Tidak mungkin Syaikh, karena Bukhari dan Muslim tidak pernah ketemu Rasulullah. Yang benar itu adalah kata Bukhari Muslim tentang si Fulan yang berkata bahwa Zaid pernah berkata dan seterusnnya, menurut yang disebutkan Bukhari Muslim sebagai para perawi.
Albani   : Ya, lalu?

Pemuda: Kalau Rasulullah tidak mungkin salah, semua orang setuju. Tapi Bukhari, Muslim, Fulan, Zaid sampai para sahabat yang mendengar langsung dari Nabi, apakah mereka juga tak mungkin salah?
Albani   : Begini, Nak,… mereka itu orang yang dikenal kesalehan, kejujuran, dan kepandaiannya. Jadi sangat kecil kemungkinan salahnya

Pemuda: Sekali lagi saya bertanya apakah Bukhari, Muslim dan para perawi hadits tidak mungkin salah?
Albani   : Tidak

Pemuda: Tidak mungkin atau kecil kemungkinan?
Albani   : mmmm

Pemuda: Tidak mungkin atau mungkin?
Albani   : Tidak mungkin

Pemuda: Mana dalilnya bahwa para perawi  tidak mungkin salah?
Albani   : mmmm

Pemuda: Jadi mereka mungkin saja salah?
Albani   : oke, terus?

Pemuda: Kalau demikian anda telah membatalkan pendapat anda sendiri
Albani   : Yang mana?

Pemuda: Dalam kitab anda tuliskan bahwa hadits shahih tidak mungkin bertentangan dengan Quran karena Rasulullah tidak mungkin mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan Quran, betul?
Albani   : Ya

Pemuda: Peryataan itu setara dengan anda mengatakan bahwa hadits shahih sama dengan perkataan Rasulullah
Albani   : Bukan begitu,….

Pemuda: Ini bukan debat syaikh, saya tahu anda ulama jujur. Pernyataan anda itu memang maknanya demikian
Albani   : Oke

Pemuda: Padahal tadi anda bilang Bukhari, Muslim dan para perawi bukan Rasulullah, mereka mungkin saja salah meskipun sedikit
Albani   : Ya

Pemuda: Jadi hadits shahih belum tentu perkataan Rasulullah meskipun kecil kemungkinan
Albani   : Ya

Pemuda: Jadi hadits yang anda kemukakan di awal tadi bisa jadi bukan perkataan Rasulullah, atau lebih tepatnya Rasulullah tidak pernah mengatakan hal demikian.
Albani   : Secara logika, ya

Pemuda: Kalau demikian anda tak perlu bersusah payah menafsirkan hadits tersebut agar cocok dengan Quran. Anda tinggal memantapkan hujjah bahwa karena hadits tersebut bertentangan dengan Quran maka dipastikan Rasulullah tidak pernah bilang begitu, meskipun ribuan perawi dilaporkan telah menuliskan hal itu dengan penuh kejujuran kesalehan dan kecerdasan.
Albani   : Tetapi…

Pemuda: Sudahlah Syaikh, bukankah akurasi sebuah hadits diuji dari sanad dan matan nya?
Albani   : Ya

Pemuda: Bukankah matan yang salah tidak bisa tertolong meskipun sanadnya sempurna?
Albani   : mmm

Pemuda: Seandainya ada hadits dengan sanad tak terbantahkan kesahihannya menampilkan lima deret perawi nomor wahid mengatakan bahwa Rasulullah berkata,”Lima kali Lima sama dengan duapuluh tiga”….apakah anda yakin Rasulullah mengatakannya? Atau menolaknya?

Albani   : mmm


5 komentar:

  1. Salah satu arah dan siasat menyalahkan hadits shahih dr Rasulullah.....na'udzu billahi mintilkal faham

    BalasHapus
  2. Dialog yang baik adalah tidak memotong pembicaraan. Pemuda itu cerdas tapi bodoh. Lantas albani meng iyakan saja daripada emosi pemuda tersebut tambah parah.

    Ini dari sisi psikologis manusia dari kata katanya.

    Wallahu a'lam

    BalasHapus
  3. Apakah kejadian ini benar? Saya kurang percaya dengan cerita diatas,jarang sekali bahkan tidak pernah saya melihat seorang ulama bahkan ulama besar bersikapa seperti itu. Hanya mengatakan "iya" atau "hmm".

    BalasHapus
  4. ini nggak bener tuh percakapannya, tidak mungkin Syeikh Albani sebegitu mudahnya hanya jawab "mmm" dan "ya" ... :-v

    BalasHapus
  5. Cerita khayalan untuk menjatuhkan al allaamah al albani.

    BalasHapus

Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here