Laman

Kapan Sih Awal Puasa 1 Ramadhan 2014?

Kapan sih awal puasa 1 Ramadhan 2014? Siapa yang menetapkan? Bagaimana cara menentukannya? Kenapa selalu berbeda antara satu kelompok Islam yang satu dengan lainnya? Kenapa juga sering berbeda antara Indonesia dan Arab Saudi? Lantas kalau saling berbeda, kita sebaiknya milih yang mana? Kita simak penjelasan berikut.


Kapan Sih Awal Puasa Ramadhan 2014
Jika kita tanyakan kepada beberapa"ulama" tentang 'kapan awal puasa Ramadhan 2014' maka jawabannya bisa beraneka ragam, bergantung apakah beliau ulama NU, Muhammadiyah, Persis, Salafy, Hizbut Tahrir, Thariqah Naqsyabandiyah, atau kelompok lainnya. Yang jelas semua sepakat bahwa hari pertama puasa Ramadhan haruslah tanggal 1 Ramadhan. Masalahnya tanggal 1 Ramadhan 2014 ini jatuh pada tanggal 27,28,29,atau 30 Juni 2014. Atau malah ada yang tanggal 1 Juli 2014?


Siapa Yang Menetapkan Awal Puasa Ramadhan 2014
Ketika Rasulullah masih ada, yang menetapkan awal puasa 1 Ramadhan adalah Rasulullah Muhammad, berdasarkan data visibilitas hilal. Setiap kali bulan Rajab telah berlalu sampai hari ke 29 maka beliau memerintahkan beberapa orang untuk melihat hilal. Pengamatan fisik yang dilakukan oleh beberapa orang di beberapa tempat, menjadi dasar pengambilan keputusan. Menjelang maghrib, jika ada diantara pengamat yang melihat hilal, maka esok hari mulai puasa alias tanggal 1 Ramadhan. Jika tidak terlihat maka esok hari belum berpuasa artinya esok hari = tanggal 30 Rajab, dan puasa dilaksanakan lusa (sehari setelah 30 Rajab alias 1Ramadhan).

Saat ini ketika umat Islam tersebar ke seluruh penjuru Dunia serta tidak lagi memiliki pemimpin/imam yang satu, maka yang menetapkan awal puasa 1 Ramadhan juga bukan hanya satu pihak. Masing-masing kelompok memiliki "imam" yang menjadi panutan dalam menentukan tanggal 1 Ramadhan.
Pemerintah Indonesia biasanya mengumpulkan seluruh wakil (imam) kelompok Islam untuk mengadakan sidang itsbat pada tanggal 29 Rajab, untuk menentukan awal puasa 1 Ramadhan berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan astronomis yang dilakukan oleh para ahli.

Beberapa orang lebih memilih patuh pada pendapat "imam" kelompoknya dengan anggapan bahwa patuh pada "imam" merupakan sebagian syarat untuk selamat dunia akhirat. Jika imamnya benar maka dia ikut benar, jika imam salah, mereka menganggap bahwa kesalahan bisa ditanggung oleh sang imam.

Beberapa orang yang lebih kritis memilih mendengar dan meneliti pendapat terbaik yang ada. Tidak masalah apakah pendapat tersebut sesuai dengan fatwa imam kelompoknya atau justru bertentangan,.. jika pendapat itu benar maka dia ikuti, jika pendapat itu salah (tidak sesuai fakta ilmiah) maka dia tinggalkan. Mereka bisa mengikuti keputusan kelompoknya, tapi bisa juga ikut keputusan kelompok lain, atau keputusan pemerintah. Bagi mereka seorang imam kelompok wajib diikuti hanya jika pendapatnya benar, namun jika sebaliknya maka tidak wajib seorang makmum mengikuti imam yang salah.


Bagaimana Cara Menentukan Awal Puasa Ramadhan 2014
Sebagaimana telah sedikit disinggung di atas awal puasa 1 Ramadhan ditentukan berdasarkan pengamatan dan perhitungan atas visibilitas hilal. Jika maghrib 29 Rajab hilal sudah terlihat maka esok puasa, jika belum, maka lusa baru puasa. Namun ada sedikit perbedaan kondisi umat Islam saat itu dan masa kini.
Jika pada zaman Rasulullah sebagian besar umat Islam tinggal dan beraktivitas di seputar Madinah, Mekah dan beberapa negara di dekatnya, maka umat islam hari ini tersebar di seluruh belahan bumi dari garis bujur nol sampai 180 (Barat dan Timur), dan dari daerah Khatulistiwa sampai subtropis bahkan sampai kutub utara.
Perbedaan letak astronomis yang cukup jauh merupakan persoalan khusus yang tidak terjadi di masa Rasulullah. Posisi garis bujur yang berbeda memiliki konsekuensi waktu maghrib yang berbeda. Posisi lintang yang berbeda, selain waktu maghribnya berbeda, juga sudut elongasi bulan tidak sama. hal ini mengakibatkan visibilitas hilal untuk satu garis bujur yang sama juga menjadi berbeda.
Beberapa kelompok seperti Muhammadiyah menggunakan metoda perhitungan berdasarkan pengamatan posisi bulan beberapa hari sebelumnya. Pergantian tanggal dihitung bukan dari visibilitas hilal tapi dari detik detik konjungsi bumi bulan dan matahari. 
Beberapa yang lain menggunakan perhitungan ala Muhammadiyah untuk membantu memetakan area visibilitas hilal sehingga prediksi dan akurasi pengamatan dapat lebih dipertajam.
Beberapa yang lain bermimpi untuk menyatukan kalender sembari berjuang keras "mengakali" fakta perbedaan antara Internasional Date Line (IDL) yang tetap di Garis Bujur 180 dengan International Lunar Date Line(ILDL) yang selalu bergerak setiap saat.


Kenapa Awal Ramadhan 2014 Berbeda Antar Kelompok
Kewajiban taat kepada imam kelompok menjadi sebuah prinsip bagi sebagian orang, padahal semua kita sadar bahwa imam kelompok bukanlah nabi yang tak bisa salah. Bahkan jika kita mau jujur sebenarnya pada titik tertentu sang imam kelompok tidaklah "lebih pandai" daripada makmumnya, baik dari segi keilmuan ayat qauliyah maupun ilmu tentang ayat kauniyah atau alam semesta. Paradigma semacam ini membuat umat terhijab oleh pemikiran sang imam kelompok yang "terbatas". Pada kondisi demikian jika ada lima imam kelompok maka umat terpecah menjadi sebanyak itu pula. Sebenarnya hal demikian tidak terlalu mengkhawatirkan ketika para imam kelompok memiliki kualitas memadai dalam pemahaman Quran, sekaligus wawasan mengenai fakta ilmiah mengenai alam semesta dan pergerakan benda langit. Namun kenyataannya tidak sedikit imam kelompok yang tidak memiliki keilmuan memadai dalam urusan ini sementara umat terlanjur percaya bahwa taat kepada imam kelompok pasti selamat, dan menyalahi imam kelompok bakal salah dihadapan Tuhan.

Dari sudut pandang astronomi, persoalan perhitungan posisi relatif bulan terhadap bumi dan matahari serta perekaman data visibilitas hilal bukanlah masalah yang rumit untuk bisa disepakati sebagai satu saja keputusan karena sifatnya fakta ilmiah. 

Beberapa orang berani keluar dari belenggu pemikiran imam sembari terus merujuk pada ayat qauliyah quran dan ayat kauniyah berupa fakta saintifik kontemporer. Sang imam kelompok dia ikuti hanya selama pendapatnya sesuai dengan quran dan fakta ilmiah. 


Kenapa Berbeda antara Indonesia dan Arab Saudi

Perbedaan penentuan 1 Ramadhan antara Indonesia dan Arab Saudi lebih disebabkan karena perbedaan letak bujur yang cukup jauh antara Jakarta dan Riyadh. Ketika kita mengamati hilal di teluk Jakarta pada tanggal 29 sya'ban jam 18.00 WIB,  sebenarnya di Riyadh masih jam 14.00 (jam dua siang, baru pada sholat dhuhur). 
Pengamat di Jakarta tidak bisa melihat hilal karena pada detik itu bulan belum cukup jauh dari  ufuk, tetapi pengamat di Riyadh yang melakukan pengamatan sekitar 4 jam setelahnya bisa melihat hilal karena dalam 4 jam "bulan tertinggal dari matahari sekira 2,08 derajat. pengamat di paris  pesisir afrika bagian barat akan melihat hilal dengan posisi yang lebih tinggi lagi dst 
Perbedaan posisi bujur Jakarta Riyadh yang menyebabkan perbedaan visibilitas hilal merupakan sebuah fakta ilmiah. Beberapa ulama sepakat bahwa jika Rasulullah ada saat ini, beliau juga akan menjadikan fakta ini sebagai pertimbangan. Karena visibilitas hilal menjadi dasar utama penentuan 1 ramadhan maka pada kasus diatas, keputusannya akan sama yaitu Jakarta esok hari belum puasa, sementara Mekah sudah puasa.


Kita Sebaiknya Milih Yang Mana?
Sangat menarik bahwa penentuan 1 Ramadhan berdasar visibilitas hilal (sesuai hadits Rasulullah) membuat umat yang tidak peduli masalah bulan matahari dst menjadi "terpaksa" mempelajari fakta ilmiah tentang astronomi. Beberapa ulama segera menangkap isyarat bahwa umat Islam mestinya memiliki pengetahuan yang di atas rata rata mengenai pergerakan benda langit beserta seluruh kemungkinan penampakannya dari muka bumi. Peralatan pendukung untuk pengamatan hilal juga semestinya dipelopori pengembangannya oleh orang orang Islam karena Rasulullah memerintahkan untuk mengamati hilal dengan seksama. Hal ini  sangat pas dengan isyarat Allah dalam surah ali Imran ayat 190 mengenai ulil al bab:
"....alladzina yadzkuruna Llah qiyaman wa quudan wa alaa junubihim wa yatafakkaruuna fii kholqis samaawaati wal ardli,... robbana maa kholaqta haadza baatilan,...dst"

(cetak tebal) dan mereka senantiasa berfikir tentang penciptaan langit dan bumi,....

Lalu sebaiknya kita pilih yang mana? Pilihlah yang pendapatnya tidak bertentangan dengan fakta ilmiah astronomi dan tidak bertentangan dengan Quran dan perintah Nabi.

Tapi semua kelompok mengklaim bahwa kelompoknya lah yang paling sesuai dengan quran, sunnah nabi, dan fakta ilmiah,.... gimana nih?

Nah makanya belajar yang sungguh sungguh biar bisa tahu mana ulama yang bener mana ulama yang salah. lalu kita ikuti hanya yang benar saja.

semoga bermanfaat (by adilmuhammadisa)

2 komentar:

Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here