Laman

MEMILIH PARTAI DENGAN PINTAR




Beberapa orang mengatakan bahwa memilih partai sama dengan memilih baju.
Beberapa orang lain yang lebih smart mengatakan bahwa memilih baju terlalu remeh untuk dibandingkan dengan memilih partai. Bagi orang orang ini memilih partai lebih mirip memasrahkan urusan perut, busnis dan masa depan kepada tim manajemen outsource. Sekali kita salah,... amblas bisnis kita. Bagaimana caranya?


Cermati betul betul orang orang yang ada di dalamnya. Jangan lihat siapa yang bergabung, tapi lihat siapa yang "memiliki" itu partai. 

Satu lagi yang terpenting adalah siapa yang "kasih makan" itu partai. 


Jika orang banyak melihat partai dalam kacamata politik, maka sejatinya cukong dan bigbos di belakang para cukong itu melihat partai dalam kaca mata murni BISNIS,... bukan politik. 


Hitungan bisnisnya,.. hanya modal setara seperempat aset freeport,...kita bisa membiayai semua partai politik yang ada,... padahal gain yang bakal diperoleh meliputi semua jenis "dagangan" yang disebut dalam UUD 45 pasal 33 ayat 1 ,"bumi dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya,..." + ",...produk ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak",...... 


Tak banyak yang tahu bahwa frasa ,..."dikuasai oleh negara" sudah digantikan dengan frasa,..."dikuasai oleh tuan besar yang membiayai pemenang politik" 


Dan lebih banyak lagi yang tidak tahu bahwa frasa,.."dimanfaatkan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat,..." juga sudah diganti dengan frasa,.."dieksploitasi maksimal dan digunakan untuk sebesar besarnya "perut" sang tuan besar.

Jadi mau milih partai Politik?,.... cobalah jujur berfikir dan merenung. mudah mudahan Allah memberikan petunjuk agar tak salah memilih orang yang memanage negeri pemberian Allah ini.

1 komentar:

  1. Partai cuma kedok saja, tidak lebih dari kumpulan berbagai kepentingan baik kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya... hanya mengumbar janji saja sama rakyat.. kenyataannya rakyat berusaha sendiri untuk mencukupi kebutuhannya. dari partai ke partai, dari pemilu ke pemilu dari presiden ke presiden sama saja.......

    BalasHapus

Artikel Ini Bagus (Good) atau Jelek (Bad)? Please Comment here